Komunitas The Hermes sudah 2 tahun berada di jejaring media sosial. Inilah komunitas kreasi seni tulis dan musik di Jakarta yang 70% aktivitasnya berada di jaringan media sosial. Mereka menciptakan karya musik dan cerita pendek (sastra).
Dalam kurun waktu 2 tahun tersebut, sudah tercipta dua buah analogi cerpen. The Hermes, yang namanya diambil dari dewa dalam mitologi Yunani, juga menciptakan e-magz yang terbit dua bulan sekali. Beberapa karya lepas anggotanya juga diterbitkan di Facebook.
Memasuki tahun 2011, The Hermes menerbitkan buku antologi Empat Elemen yang berisikan kombinasi cerpen, puisi dan fiksi mini. Royalti penjualan buku tersebut, disumbangkan untuk pemulihan korban bencana Merapi di Yogyakarta.
Misi The Hermes sendiri tidak terlalu muluk dengan ingin meramaikan dunia literatur Indonesia dan memperbanyak pilihan bacaan dan hiburan yang berbeda bagi khalayak luas. Sebuah misi yang positif.
Komentar